Wednesday, October 14, 2009

Berserah Pada Yang Maha Mencukupi

Di sebuah masjid tampak ramai orang yang mengerjakan shalat berjamaah. Usai sang imam mengucapkan salam, hampir seketika masjid itu lengang kembali.
Banyak orang bergegas menuju tempat pekerjaannya masing-masing. Tinggallah seorang sahabat nabi yang mulia yang menghiasi shalatnya dengan kelengkapan shalat sunnah dan dzikir.

Tersentak sang sahabat menyadari di sudut belakang masjid, nyaris tersembunyi di balik pilar, ada seorang anak lelaki kecil berumur tak lebih dari sebelas tahun dengan khusyu dan rendah hati beribadah menyembah Rabbnya. Terus terpana sahabat melihat keindahan gerak ketundukan anak kecil itu dalam berdiri, ruku dan sujudnya. Seorang anak kecil yang telah pandai menyempurnakan shalatnya.
Tak mampu menahan diri, didekatinya anak tadi ,

“Wahai anak shalih, putera siapakah gerangan engkau ini?”

Anak kecil itu terdiam beberapa saat sebelum menjawab perlahan dengan wajah murung dan pedih

“Aku yatim piatu”

Jatuh iba sahabat Nabi ini, hingga ia meletakkan tangannya di bahu si anak berusaha menghibur. Cepat terlayangkan ingatannya pada sabda nabi yang menjanjikan kegembiraan di surga seolah dua jari yang berdekatan bagi mereka yang menyantuni anak yatim. Diutarakan niatnya untuk mengasuh dan memelihara anak tadi.
Alih-alih langsung menjawab dan mengiyakan permintaan tersebut, si anak bertanya

“Apakah engkau memberikan makanan kepadaku jika aku lapar dan dahaga? Juga akan memberikan pakaian apabila aku bertelanjang?”

“Ya”

“Jika aku sakit, dapatkah engkau menyembuhkanku?”

Berpikir sejenak sahabat sebelum mampu menjawab,

“Aku tak kuasa melakukan itu”

Akhirnya lamat-lamat si anak melanjutkan tanyanya,

“Lalu, apakah juga engkau akan menghidupkanku kembali jika aku meninggal dunia?”

"Apa katamu? Ini adalah pekerjaan yang tak akan pernah dapat aku lakukan. Tak ada sedikitpun kekuatanku untuk melakukannya!”

Dengan mantap si anak bergerak menjauh dari sahabat, berpaling sejenak mencoba dengan santun meminta izin seraya berkata,

“Kalau begitu tinggalkanlah aku sendiri. Cukuplah aku bersandar pada Yang Menciptakan aku, memberiku rezeki makan minum dan kesehatan, lalu mematikan dan menghidupkanku kembali. Cukuplah Allah sebagai pemeliharaku”

Penuh kagum sambil memperhatikan si anak kecil, sang sahabat kembali tersenyum kemudian berucap,

“Barangsiapa memohon pertolongan dan berserah diri padaNya, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi akan mencukupi segala keperluannya”

Diambil dari Majalah Alia Edisi Juli 2006, penulis Dumilah Ayuningtyas

No comments:

Post a Comment